Minggu, 10 Februari 2008

Lombok Sasak dan Mesobe maeh!

Lombok itu pedas, orang pingsan juga tahu, tapi lombok sebesar hampir 5 ribu km2 adalah nama pulau yang dihuni orang Sasak yang bikin sesak. Saking banyaknya orang yang tidak berani bilin kaleng (meninggalkan tempat).

Lombok bukan bermaksud sebagai cabe, karena bahasa Sasak untuk cabe adalah sebiya. Orang Sasak tidak pernah menyebut negerinya Pulau Sebiya. Lombok kalau diucapkan (l?umb?u’), disini o dilafalkan seperti pada kata lio (li?u), yang artinya menengok, mengandung makna lurus, lempang.

Orang Sasak yang hidupnya selalu berdesak-desakan adalah orang yang lurus hatinya dan suka jalan yang lempang. Ciri-ciri mereka yang lempang masih tercermin dalam pola tingkah sehari-hari terutama masyarakat yang masih tinggal di daerah yang jauh dari kota. Namun ada juga orang-orang yang memelihara budi pekerti meskipun tinggal di kota..

Orang Sasak dalam bahasa Inggris disebut Sasaks, bahasa Prancis Sassaqois (saya yang bikin sesuai kaidah bahasa Prancis dibaca Sasakwa) dan bahasa Spanyolnya Sasanida. Yang beda penyebutan adalah oleh bangsa Spanyol, mereka bersama orang Portugis adalah bangsa yang mula-mula sekali datang ke Nusantara. Apakah mereka dahulu menemukan sesuatu yang berkaitan dengan bangsa Sasanid yang ada di Asia Barat (Persia) atau mereka salah sebut saja. Masih perlu dikaji.

Meskipun demikian ada sedikit kaitan dengan nama ala Spanyol itu dengan Persia. Orang Persia dan India adalah penyebar Islam yang peling awal di tanah air kita. Karakteristik orang Sasak yang utama adalah suka melakukan hal-hal kecil. Semua serba kecil mulai dari rumah, jalan, lapangan dll.

Mereka suka hidup di dasan-dasan kecil yang menyebar di perbukitan. Kota besar seperti Selong adalah kota yang dirancang secara modern. Penataannya rapi. Panjangnya hanya 1 km dan lebarnya mungkin separuh panjangnya. Jalannya lurus-lurus dengan jalan Raya yang membelah kota. Dahulu jalan utama disebut jalan raya saja, tanpa embel-embel nama.

Selaparang adalah nama kerajaan yang berkuasas di Lombok Timur. Banyak yang mencari asal usul kata yang menjadi nama kerajaan itu tetapi belum juga pas. Selo dalam bahasa Jawa berarti batu, parang berarti, besar, luas. Dalam bahasa Rusia, bahasa yang kosa katanya masih menunjukkan akar kata sansekerta, Selo berarti desa.

Apakah yang dimaksud Selaparang adalah batu besar (batu buele’) ata desa besar ( desa beule’) Orang Sasak mempunyai karakter yang keras, tapi dibalik kerasnya tersimpan hati yang lembut. Mereka mudah patah arang (nyeule’). Kalau sudah benci setengah mati keadaan tidak dapat diperbaiki lagi, begitupun kalau sudah senang tak juga dapat dihalangi. Kalau hanya dilihat mentah-mentah watak seperti itu sangat merugikan diri sendiri.

Namun kalau soal loyalitas, persahabatan dan kepatuhan berdisplin tidak ada duanya jika mampu menerapkan. Saya menunjukkan sifat-sifat itu kalau sedang membina kerjasama baik dengan orang Sasak atau dengan orang lain. Saya selalu mulai dengan nawaitu yang benar dan mengatakan kepada partner saya bahwa sekali saya percaya kepadanya,bahkan dibunuhpun saya tidak berhenti percaya. Tapi sekali saya tidak percaya, dibunuhpun saya tidak akan percaya.

Penipu kelas kakap pun akan berpikir dua kali untuk berhianat kalau sudah MESOBE (berikrar) seperti itu. Dan demikianlah saya berkali- kali hengkang karena dihianati. Tetapi Mesobe seperti itu jalan terus.

Janganlah berhenti berjuang dan tunjukkan kesanggupan menjaga kebeningan hati dan berpikir jernih di segala waktu dan kondisi. Orang Sasak adalah orang yang senang begawe. Dalam satu pendapat (sosiologi) orang-oarang miskin dikatakan senang berkumpul dan begawai karena tak sanggup memciptakan kesenangan sendiri. Ada benarnya juga tetapi apa yang dilakukan orang Sasak saat begawai adalah wujud solidaritas dan silaturrahmi yang kuat antar keluarga besar mereka.

Salah satu wataknya juga adalah sangat royal saat berjaya dan sangat pelit saat krisis.Sifat seperti inilah yang menimbulkan lemahnya kepribadian secara umum. Bagi yang lemah imannya mereka cendrung jadi penipu, pencoleng dan sebagainya.

Sebaliknya ada juga yang menghilangkan nilai-nilai yang bersifat sangat pribadi. Mereka akan dengan mudah meminjam barang orang lain dan dipakai sesukanya. Mulai alat dapur sampai pakaian dan kenderaan main pinjam saja.

Sebaiknya anak-anak sejak dini diajar mesobe(berikrar) dengan menumbuhkembangkan sifat-sifat baik. Mengawasi pergaulan mereka dan menuntun agar meraka mencintai ilmu lebih dari apapun. Mari Mesobe untuk memakmurkan diri kita keluarga kita tetangga kita yang dekat dan yang jauh dan bangsa kita.

10 Feb 2008 , Yang Mesobe, Hazairin R. JUNEP di Jogjakarta
Sumber : www.sasak.org

0 komentar:

Advertise

Get paid To Promote at any Location
 
Website ini dikelola oleh: Terune Sasak  |    Content by : MusiM