Sejumlah 41 siswa sekolah menengah pertama dari Singapura saat ini melakukan pendakian ke Gunung Rinjani melalui jalur pendakian Sembalun Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. M. Faisyal, petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di Resor Sembalun, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 2, Lombok Timur, yang dihubungi melalui telepon dari Mataram, Rabu (16/6) malam, mengatakan puluhan siswa dari Singapura itu datang ke Lombok untuk melakukan pendakian bersama dua orang gurunya dengan menggunakan jasa wisata Lombok Network.
"Menurut informasi yang saya terima. Mereka tertarik untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani sebagai pengisi waktu liburan sekolah. Memang siswa asal Singapura sering melakukan pendakian saat musim liburan," ujarnya. Ia mengatakan, puluhan siswa itu melakukan pendakian hingga ke Danau Segara Anak, namun mereka tidak diizinkan untuk mendirikan tenda di kawasan itu karena dikhawatirkan Gunung Barujari (Anak Gunung Rinjani) tiba-tiba mengeluarkan abu vulkanik.
Menurut dia, status waspada level dua saat ini belum diturunkan, sehingga para pendaki diimbau untuk tidak mendekati kawasan Danau Segara Anak. Namun, justeru kondisi itu menjadi daya tarik para wisatawan.
"Kita sudah mengimbau mereka. Para pemandu wisata yang mendampingi juga diingatkan untuk selalu memperingati wisatawan agar tidak melakukan hal-hal berbahaya," ujarnya. Faisyal mengarahkan agar puluhan siswa itu mendirikan tenda untuk bermalam di wilayah Pelawangan Sembalun yang berjarak sekitar 2,5 kilo meter dari titik letusan dari jalur Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur.
Menurut dia, para siswa sekolah menengah asal Singapura itu, hanya akan menginap satu malam di Pelawangan Sembalun, dan turun melalui jalur utara Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. "Informasi yang kita peroleh dari jasa wisata yang digunakan para siswa Singapura tersebut yakni Lombok Network, mereka hanya menginap semalam dan paginya turun melalui Senaru," katanya.
Ia menambahkan para pendaki Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian sekitar 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl) diminta untuk waspada terhadap letusan Gunung Barujari (2.376 mdpl) karena hingga kini gunung api tersebut masih berstatus waspada level dua. "Statusnya memang masih level waspada dua. Tetapi aktivitasnya sudah mulai menurun tidak seperti beberapa waktu lalu yang sempat mengeluarkan asap dan abu vulkanik," katanya.
Menurut dia, status waspada level dua saat ini belum diturunkan, sehingga para pendaki diimbau untuk tidak mendekati kawasan Danau Segara Anak. Namun, justeru kondisi itu menjadi daya tarik para wisatawan.
"Kita sudah mengimbau mereka. Para pemandu wisata yang mendampingi juga diingatkan untuk selalu memperingati wisatawan agar tidak melakukan hal-hal berbahaya," ujarnya. Faisyal mengarahkan agar puluhan siswa itu mendirikan tenda untuk bermalam di wilayah Pelawangan Sembalun yang berjarak sekitar 2,5 kilo meter dari titik letusan dari jalur Desa Sembalun Lawang, Lombok Timur.
Menurut dia, para siswa sekolah menengah asal Singapura itu, hanya akan menginap satu malam di Pelawangan Sembalun, dan turun melalui jalur utara Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. "Informasi yang kita peroleh dari jasa wisata yang digunakan para siswa Singapura tersebut yakni Lombok Network, mereka hanya menginap semalam dan paginya turun melalui Senaru," katanya.
Ia menambahkan para pendaki Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian sekitar 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl) diminta untuk waspada terhadap letusan Gunung Barujari (2.376 mdpl) karena hingga kini gunung api tersebut masih berstatus waspada level dua. "Statusnya memang masih level waspada dua. Tetapi aktivitasnya sudah mulai menurun tidak seperti beberapa waktu lalu yang sempat mengeluarkan asap dan abu vulkanik," katanya.
Sumber: Antara
0 komentar:
Posting Komentar