Minggu, 15 Juni 2008

Pesta 'Gawe Alip', Tradisi Masyarakat Bayan Rehab Makam Nenek Moyang

Masyarakat di Kecamatan Bayan dikenal sebagai masyarakat yang masih taat memelihara adat istiadatnya. Untuk tahun ini masyarakat di Bayan Beleq tengah mempersiapkan prosesi Pesta Gawe Alip untuk memperbaiki makam Reak yaitu makam nenek moyang masyarakat Bayan.

H M. Amir Itrawati selaku Ketua Panitia rehab makam reak kepada Suara NTB Jumat ( 13/6) kemarin mengatakan, makam ini merupakan makam terbesar bagi masyarakat Bayan. Rehab makam ini merupakan bagian dari tradisi yang harus dilakukan sekali dalam delapan tahun. ‘’ Hingga saat ini sudah empat kali makam ini direhab oleh masyarakat Bayan,’’ jelas M. Amir.

Ia menambahkan, tidak ada kejelasan yang pasti mengenai siapa tokoh yang dimakamkan di makam reak tersebut. Namun menurut sejumlah riwayat, di komplek makam tersebut dimakamkan seorang penyebar Agama Islam yaitu Gauz Abdurrazak dari Pancor, Lombok Timur ( Lotim). ‘’Ada juga yang mengatakan makam itu adalah Muterning Jagat serta ada juga yang menyebut makam itu adalah makam Syeh Nurul Rasyid,’’ tambahnya.

Perbaikan makam yang dilakukan oleh masyarakat Bayan itu mempunyai keunikan tersendiri. Semua bahan – bahan yang telah digunakan membangun makam dibuang setelah sebelumnya dibungkus dengan kain putih yang ditenun khusus oleh masyarakat setempat. Begitu juga bahan – bahan yang baru dipakai harus dibungkus dengan kain putih. ‘’Termasuk tiang makam serta bebao atau alat langit – langit makam dilapisi dengan kain putih juga,’’ ungkapnya, sembari menambahkan total biaya memperbaiki makam itu mencapai Rp 42 juta.

Ditengah prosesi adat merehab makam reak tersebut, Gubernur NTB H. L Serinata berkesempatan hadir guna memberikan bantuan moral maupun material. Gubernur dalam sambutannya mengatakan, masyarakat harus menghargai dan memelihara adat. Tradisi yang diwarisi nenek moyang harus dilestarikan oleh penerus generasinya. ‘’ Sebab saat ini banyak tradisi adat kian dilupakan masyarakat,’’ ungkap Serinata. Ia pun mendukung sepenuhnya upaya masyarakat Bayan menggelar Pesta Gawe Alip dalam rangka merehab makam reak tersebut.

Acara yang digelar di bencingah rumah adat Bayan itu dihadiri ratusan tokoh adat dan masyarakat setempat. Mereka menggunakan baju adat khas Bayan dan melantunkan sejumlah lagu penyambutan semacam pepaosan. Lagu ritual ini biasanya khusus dilantunkan pada acara – acara adat. Acara ini diwarnai ritual adapt yang kental, karena sebelum Gubernur menuju bencingah, Serinata terlebih dahulu disambut dengan cara adat oleh masyarakat setempat.
Dimana gubernur yang sebelumnya memakai kopiah nasional diganti dengan ikat kepala semacam sapuq dan dipasangkan kain adat. Masyarakat setempat pada dasarnya sangat terbuka dengan masyarakat luar, terlebih bagi mereka yang ingin mengunjungi situs masjid kuno ayan yang lokasinya tidak jauh dari bencingah rumah adapt Bayan. (ris/kmb)

Sumber : Suara NTB

0 komentar:

Advertise

Get paid To Promote at any Location
 
Website ini dikelola oleh: Terune Sasak  |    Content by : MusiM